Munculnya Nasionalisme
di Indonesia
Sejak kedatangan bangsa - bangsa Eropa ke wilayah Nusantara pada
abad ke - 16, bangsa Indonesia telah mengadakan perlawanan. Namun segala bentuk
perlawanan yang dilakukan tersebut selalu mengalami kegagalan. Adapun faktor
penyebab gagalnya perjuangan bangsa Indonesia dalam mengusir penjajah adalah :
1. Perjuangan bersifat kedaerahan.
2. Perlawanan tidak dilakukan secara serentak.
3. Masih tergantung pimpinan (jika pemimpin
tertangkap, perlawanan terhenti).
4. Kalah dalam persenjataan.
5. Belanda menerapkan politik adu domba ( devide et impera ).
Berdasarkan pengalaman tersebut, kaum terpelajar ingin berjuang
dengan cara yang lebih modern yaitu menggunakan kekuatan organisasi.
Pergerakan nasional ini mempunyai ciri - ciri yang berbeda dengan
pergerakan bangsa Indonesia sebelumnya. Pergerakan nasional setelah tahun 1908
mempunyai ciri - ciri sebagai berikut :
1. Pergerakan bersifat kebangsaan ( nasional ).
2. Pergerakan menggunakan system organisasi yang
modern dan demokratis, serta tidak terpusat pada pimpinan.
3. Pergerakan didirikan oleh kaum terpelajar yang
memiliki pandangan luas dan jauh ke depan.
4. Bentuk perjuangan tidak bersifat fisik,
melainkan gerak sosial, ekonomi dan pendidikan.
Adapun laju pergerakan nasional Indonesia disebabkan oleh faktor
dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
Ø Faktor dari dalam negeri
1. Penderitaan yang berkepanjangan.
2. Lahirnya golongan cendikiawan.
3. Kenangan kejayaan masa lampau yang pernah
dialami bangsa Indonesia pada zaman
Sriwijaya dan Majapahit.
Ø Faktor dari luar negeri
1. Kemenangan Jepang atas Rusia.
2. Kebangktan nasional negara - negara tetangga
seperti India dan Filipina.
3. Pengaruh masuknya paham - paham baru seperti
nasionalisme dan demokrasi.
Perkembangan nasionalisme yang mengarah pada upaya untuk melakukan
pergerakan nasional guna melawan penjajah tidak bisa lepas dari peran berbagai
golongan yang ada dalam masyarakat, seperti golongan terpelajar/kaum
cendekiawan, golongan profesional, dan golongan pers.
Golongan Terpelajar
Golongan terpelajar dalam masyarakat Indonesia saat itu termasuk
dalam kelompok elite sebab masih sedikit penduduk pribumi yang dapat memperoleh
pendidikan. Kesempatan memperoleh pendidikan merupakan sebuah kesempatan yang
istimewa bagi rakyat Indonesia. Mereka memperoleh pendidikan melalui
sekolah-sekolah yang didirikan kolonial yang dirasa memiliki kualitas baik.
Dengan pendidikan model barat yang mereka miliki, golongan terpelajar dipandang
sebagai orang yang memiliki pandangan yang luas sehingga tidak sekedar dikenal
saja tetapi mereka dianggap memiliki kepekaan yang tinggi. Sebab selain
memperoleh pelajaran di kelas mereka akan membentuk kelompok kecil untuk saling
bertukar ide menyatakan pemikiran mereka mengenai negara Indonesia melalui
diskusi bersama. Meskipun mereka berasal dari daerah yang berbeda tetapi mereka
merasa senasip sepenanggunagan untuk mengatasi bersama adanya penjajahan,
kapitalisme, kemerosotan moral, peneterasi budaya, dan kemiskinan rakyat
Indonesia. Hingga akhirnya mereka membentuk perkumpulan yang selanjutnya
menjadi Oragnisasi Pergerakan Nasional. Mereka membentu organisasi-organisasi
modern yang berwawasan nasional. Mereka berusaha menanamkan pentingnya
persatuan dan kesatuan bangsa, menanamkan rasa nasionalisme, menanamkan
semangat untuk memprioritaskan segalanya demi kepentingan nasional daripada
kepentingan pribadi melalui organisadi tersebut. Selanjutnya melalui organisasi
pergerakan nasional tersebut mereka melakukan gerakan untuk melawan penjajahan
yang selanjutnya membawa Indonesia pada kemerdekaan.
Jadi Golongan terpelajar memiliki peran yang besar bagi Indonesia
meskipun keberadaannya sangat terbatas (minoritas) tetapi golongan terpelajar
inilah yang menjadi pelopor pergerakan nasional Indonesia hingga akhirnya kita
berjuangan melawan penjajah dan memperoleh kemerdekaan.
Golongan Profesional
Golongan profesional merupakan mereka yang memiliki profesi
tertentu seperti guru, dan dokter.Keanggotaan golongan ini hanya terbatas pada
orang seprofesinya. Golongan profesional ini lebih banyak ada dan mengembangkan
profesinya didaerah perkotaan. Golongan profesional pada masa kolonial memiliki
hubungan yang dekat dengan rakyat, sehingga mereka dapat mengetahui keberadaan
rakyat Indonesia pada saat itu. Sehingga golongan ini dapat menggerakkan
kekuatan rakyat untuk menentang kekuasaan pemerintah kolonial Belanda.
a) Peran Guru
1.
Guru merupakan ujung
tombak perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaannya dan berjuang
memajukan bangsa Indonesia dari keterbelakangan.
2.
Guru memberikan
pendidikan dan pengajaran kepada generasi penerus bangsa melalui
lembaga-lembaga pendidikan yang ada baik itu sekolah yang didirikan oleh
pemerintah kolonial maupun sekolah yang didirikan oleh tokoh-tokoh bangsa
Indonesia.
3.
Melalui pendidikan
tersebut guru dapat menanamkan rasa kebangsaan/ rasa nasionalisme yang tinggi.
Sehingga anak-anak kaum pribumi dapat menyadari dan tekanan dari pemerintah
kolonial Belanda.
4.
Guru telah membangun dan
membangkitkan kesadaran nasional bangsa Indonesia.
5.
Guru telah mendidik dan
melahirkan tokoh-tokoh pejuang yang dapat diandalkan dalam memperjuangkan
kebebasan bangsa Indonesia dari cengkeraman kaum penjajah.
6.
Orang-orang pribumi
mulai menghimpun kekuatan dan berjuang melalui organisasi-organisasi modern
yang didirikannya. Organisasi-organisasi perjuangan yang didirikan oleh kaum
terpelajar bangsa Indonesia dijadikan sebagai wadah perjuangan di dalam
menentukan langkah-langkah untuk mengusir pemerintah kolonial Belanda dan
berupaya membebaskan bangsa dari segala bentuk penjajahan asing.
Bagi guru tempat perjuangan mereka adalah lembaga-lembaga
pendidikan yang ada, di sekolah tersebut guru membangkitkan semangat perjuangan
bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaannya.
Contoh
lembaga pendidikan yang ada, yaitu :
Melalui gurulah dihasilkan tokoh-tokoh besar bangsa Indonesia
maupun tokoh-tokoh besar dunia. Di tangan gurulah terletak maju mundurnya
sebuah bangsa. Jadi jika tidak ada guru maka mungkin Indonesia tidak dapat
terbebas dari Kekuasaan kolonial.
b) Peran Dokter
1.
Pada masa kolonial
dokter memiliki hubungan yang sangat dekat dengan kehidupan rakyat.
2.
Dokter dapat merasakan
kesengsaraan dan penderitaan yang dialami rakyat Indonesia melalui penyakit
yang dideritanya. Ia mendengarkan berbagai keluhan yang dialami oleh rakyat
Indonesia. Penderitaan dan kesengsaraan yang dialami oleh rakyat Indonesia
adalah akibat dari berbagai tekanan dan penindasan yang dilakukan oleh
pemerintah kolonial Belanda.
3.
Ketergerakan hati mereka
diwujudkan melalui perjuangan dengan membentuk wadah organisasi yang bersifat
sosial dan budaya yang diberinama Budi Utomo yang didirikan 20 Mei 1908 oleh
Dr. Wahidin Sudirohusodo, Dr. Sutomo, Dr. Cipto Mangunkusumo, Dr. Gunawan
Mangunkusumo.
Golongan Pers
Pers sudah mulai masuk ke Indonesia pada abad ke-19, dan masuknya
pers di Indonesia memberikan pengaruh yang cukup besar bagi bangsa Indonesia.
Wujud perkembangan pers dapat dilihat dalam bentuk surat kabar maupun majalah.
Awalnya surat kabar yang beredar hanya digunakan untuk orang-orang asing tetapi
karena untuk mengejar pelanggan dari masyarakat pribumi maka muncul surat kabar
yang di modali orang Cina tetapi menggunakan bahasa Melayu. Peran media :
1.
Melalui surat kabar
terdapat pendidikan politik, sebab melalui surat kabar tersebut ternyata dimuat
isu-isu mengenai masalah politik yang sedang berkembang sehingga secara tidak
langsung melalui surat kabar tersebut telah memberikan pendidikan politik kepada
masyarakat Indonesia.
2.
Melalui Surat kabar/
majalah mempunyai fungsi sosial dasar yaitu memperluas pengetahuan bagi para
pembacanya dan dapat membentuk pendapat (opini) umum.
3.
Pendidikan sosial
politik dapat disalurkan melalui tulisan-tulisan di surat kabar dan media masa
sehingga menumbuhkan pemikiran dan pandangan kritis pembaca yang dapat
membangkitkan kesadaran bersama bagi bangsa Indonesia.
4.
Surat kabar merupakan
media komunikasi cetak yang paling potensial untuk memuat berita, wawasan dan
polemik (tukar pikiran melalui surat kabar), bahkan ide dan pemikiran secara
struktural dapat dikomunikasikan kepada masyarakat luas.
5.
Meskipun pada masa itu
ruang gerak pers dibatasi dan dikontrol ketat oleh pemerintah kolonial. Tetapi
melalui surat kabar tersebut sebagai sarana untuk menyampaikan segala sesuatu
yang dikehendaki dan diprogramkan oleh pemerintah sehingga sedapat mungkin bisa
diinformasikan kepada masyarakat luar. Dimana pemberitahuannya lebih memihak
pada pemerintah kolonial Hindia Belanda.
Pada masa pergerakan nasional Indonesia, surat kabar mempunyai
peranan yang sangat penting bahkan organisasi pergerakan nasional Indonesia
telah memiliki surat kabar sendiri - sendiri,seperti Darmo Kondo (
Budi Utomo ), Oetoesan Hindia ( Sarekat Islam ), Het Tiidsriff dan De
Expres ( Indische Partij ), Indonesia Merdeka (Perhimpunan
Indonesia), Soeloeh Indonesia Moeda ( PNI ),Pikiran Rakyat (
Partindo ), Daulah Ra’jat ( PNI Baru )
Surat kabar yang dimiliki oleh organisasi-organisasi tersebut
menjadi salah satu sarana untuk menyampaikan bentuk-bentuk perjuangan kepada
rakyat, agar rakyat dapat mengetahui dan memberikan dukungan kepada
organisasi-organisasi itu.
Nasionalisme di Indonesia mengalami kemajuan dan perkembangan yang
sangat pesat ketika secara resmi Budi Utomo diakui oleh Pemerintah Belanda pada
tahun 1908. Secara singkat perkembangan nasionalisme Indonesia menjadi lebih
ramai sejak berdiri Budi Utomo hingga Proklamasi Kemerdekaan. Sejak budi utomo
berdiri organisasi-organisasi yang mengusahakan perbaikan dan kondisi rakyat
Indonesia.
Tahapan
perkembangan nasionalisme di Indonesia adalah sebagai berikut :
§ ) Periode Awal Perkembangan
Dalam periode ini gerakan nasionalisme diwarnai dengan perjuangan
untuk memperbaiki situasi sosial dan budaya. Organisasi yang muncul pada
periode ini adalah Budi Utomo, Sarekat Dagang Indonesia, Sarekat Islam, dan
Muhammadiyah.
§ ) Periode Nasionalisme Politik
Periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia mulai bergerak
dalam bidang politik untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Organisasi yang
muncul pada periode ini adalah Indische Partij dan Gerakan Pemuda.
§ ) Periode Radikal
Dalam periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia ditujukan
untuk mencapai kemerdekaan baik itu secara kooperatif maupun non kooperatif (tidak
mau bekerjasama dengan penjajah). Organisasi yang bergerak secara non
kooperatif, seperti Perhimpunan Indonesia, PKI, PNI.
§ ) Periode Bertahan
Periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia lebih bersikap
moderat dan penuh pertimbangan. Diwarnai dengan sikap pemerintah Belanda yang
sangat reaktif sehingga organisasi-organisasi pergerakan lebih berorientasi
bertahan agar tidak dibubarkan pemerintah Belanda. Organisasi dan gerakan yang
berkembang pada periode ini adalah Parindra, GAPI, Gerindo.
Dari perkembangan nasionalisme tersebut akhirnya mampu menggalang
semangat persatuan dan cita-cita kemerdekaan sebagai bangsa Indonesia yang
bersatu dari berbagai suku di Indonesia. DEDI SUPRIADI S,PD.i M,PD.i